METODE CERAMAH
Daftar
Isi
Halaman
Judul
Kata Pengantar................................................................................................. ii
Daftar Isi.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar
Belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................ 2
C. Tujuan
Pembahasan.............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Metode Ceramah................................................................ 3
B. Langkah-langkah
Implementasi........................................................... 6
C. Kelebihan
Metode Ceramah................................................................ 9
D. Kekurangan
Metode Ceramah............................................................. 10
E. Cara
mengatasi Kekurangan / Pengembangan Pembelajaran PAI ...... 11
BAB III PENUTUP
Kesimpulan.......................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Agar tujuan dalam proses belajar mengajar dapat
tercapai secara efektif dan efisien, keampuan seorang pendidik dalam menguasai
materi saja tidaklah mencukupi. Disamping penguasaan materi, seorang pendidik
juga harus memiliki kemampuan untuk mengelola proses belajar mengajar dengan
baik, yaitu melalui berbagai teknik atau metode penyampaian materi yang tepat
dalam proses belajar mengajar sesuai dengan materi yang diajarkan dan kemampuan
anak didik yang menerima materi.
Sebagaimana kita tahu, bahwa metode mengajar merupakan sasaran interaksi antara guru dengan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian, yang perlu diperhatikan adalah ketepatan sebuah metode mengajar yang dipilih dengan tujuan, jenis dan sifat materi pelajaran, serta kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode tersebut. Guru hendaknya cermat dalam memilih dan menggunakan metode mengajar terutama yang banyak melibatkan siswa secara aktif. Belajar mengajar merupakan kegiatan yang komplek. Oleh karenanya, maka hampir tidak mungkin untuk menunjukkan dan menyimpulkan bahwa suatu metode belajar mengajar tertentu lebih unggul dari pada metode belajar mengajar yang lain dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran.
Sebagaimana kita tahu, bahwa metode mengajar merupakan sasaran interaksi antara guru dengan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian, yang perlu diperhatikan adalah ketepatan sebuah metode mengajar yang dipilih dengan tujuan, jenis dan sifat materi pelajaran, serta kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode tersebut. Guru hendaknya cermat dalam memilih dan menggunakan metode mengajar terutama yang banyak melibatkan siswa secara aktif. Belajar mengajar merupakan kegiatan yang komplek. Oleh karenanya, maka hampir tidak mungkin untuk menunjukkan dan menyimpulkan bahwa suatu metode belajar mengajar tertentu lebih unggul dari pada metode belajar mengajar yang lain dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Metode Ceramah?
2. Apa Kelebihan dan Kekurangan Metode Ceramah?
3. Bagaimana Pelaksanaan Metode Ceramah?
C.
Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui pengertian metode ceramah
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan metode
ceramah
3. Mengetahui bagaimana dalam pelaksanaan
metode ceramah
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Metode Ceramah
Ceramah adalah sebuah bentuk
interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada peserta
didik, ceramah juga sebagai kegiatan memberikan informasi.[1]
Metode Ceramah ialah, penerangan dan
penuturan secara lisan oleh pendidik terhadap kelas. Dengan kata lain dapat
pula dimaksudkan, bahwa metode ceramah atau lecturing
itu adalah suatu cara penyajian atau penyampaian informasi melalui
penerangan dan penuturan secara lisan
oleh pendidik terhadap peserta didiknya. Metode ceramah dikenal juga sebagai
metode kuliah karena umumnya banyak dipakai di perguruan tinggi. Dan ada juga
disebut orang methode pidato/tabligh, karena disampaikan secara berpidato.
Didalam bahasa Inggris disebut lecturing
method atau telling method. Istilah lecturing berasal dari bahasa Yunani “Legire” yang berarti to teach
= mengajar. Dari kata legire ditimbulkan
kata lecture yang artinya memberi
kuliah dengan kata atau ucapan. Dari kata lecture
ditimbulkan kata lecturing yaitu
cara penyajian bahan-bahan dengan lisan. Istilah telling berasal dari kata to tell yang artinya menyatakan sesuatu
kepada orang lain dan akhirnya berarti menyakin keterangan-keterangan dan
uraian-uraian kepada orang lain sehingga ia mengerti apa yang disampaikan.[2]
Metode ceramah adalah metode yang
boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah
dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam
proses belajar mengajar.[3] Metode ini banyak sekali dipakai, karena
metode ini mudah dilaksanakan. Nabi Muhammad dalam memberikan pelajaran
terhadap umatnya banyak mempergunakan metode ceramah, disamping metode yang
lain. Begitu pula didalam Al-Qur’an sendiri banyak terdapat dasar-dasar metode
ceramah.
Menurut Prof. H. Mahmud Junus dalam
bukunya “Sejarah Pendidikan Islam”, sebagai berikut:
Cara Nabi menyiarkan agama Islam
ialah dengan jalan berpidato dan bertablig ditempat-tempat yang ramai
dikunjungi orang. Ketika itu banyak orang dari suku-suku Arab datang berkunjung
ke kota Mekkah. Begitu pula Nabi menyiarkan Agama Islam membacakan ayat-ayat
Al-Qur’an yang berisi petunjuk dan pengajaran kepada umum.
Menurut pendapat penulis “berpidato”
dan “bertablig” pada buku tersebut sama artinya dengan berceramah. Di dalam
Al-Qur’an banyak ditemui ayat-ayat yang disampaikan oleh Tuhan kepada Nabi
Muhammad dalam bentuk ceramah. Diantaranya, firman Allah SWT:
Sesungguhnya Kami turunkan Qur’an
ini dengan berbahasa Arab, mudah-mudahan kamu mengerti maksudnya. Kami
riwayatkan (ceritakan) kepadamu
sebaik-baik cerita dengan perantara Al-Qur’an yang kami wahyukan
kepadamu ini, padahal sesungguhnya adalah engkau dahulu tidak mengetahui (orang
yang lalai). (Q.S Yusuf: 23).
Metode
ceramah itu sendiri pada dasarnya memiliki banyak
pengertian dan jenisnya. Berikut ini beberapa pengertian dari metode ceramah,
antara lain :
Menurut Winarno Surahmad, M.Ed, ceramah adalah
penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya, sedangkan
peranan murid mendengarkan dengan teliti, serta mencatat yang pokok dari yang
dikemukakan oleh guru. Metode
ceramah adalah penyajian informasi secara lisan baik formal
maupun informal.
Metode
ceramah menurut
Gilstrap dan Martin, ceramah berasal dari bahasa latin yaitu Lecturu, Legu (
Legree, lectus) yang berati membaca kemudian diartikan secara umum dengan
mengajar sebagai akibat dari guru menyampaikan pelajaran dengan membaca dari
buku dan mendiktekan pelajaran dengan penggunaan buku.[4]
Metode
ceramah yaitu penerapan dan penuturan secara lisan oleh guru
terhadap kelasnya, dengan menggunakan alat bantu mengajar untuk memperjelas
uraian yang disampaikan kepada siswa. Metode ceramah ini sering kita jumpai
pada proses-proses pembelajaran di sekolah mulai dari tingkat yang rendah
sampai ke tingkat perguruan tinggi, sehingga metode seperti ini sudah dianggap
sebagai metode yang terbaik bagi guru untuk melakukan interaksi belajar
mengajar. Satu hal yang tidak pernah menjadi bahan refleksi bagi guru adalah tentang
efektifitas penggunaan metode ceramah yaitu mengenai minat dan motivasi siswa,
bahkan akhirnya juga berdampak pada prestasi siswa.
Metode
ceramah juga disebut juga
kegiatan memberikan informasi dengan kata-kata. Pengajaran sejarah, merupakan
proses pemberian informasi atau materi kepada siswa serta hasil dari penggunaan
metode tersebut sering tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Makna dan
arti dari materi atau informasi tersebut terkadang ditafsirkan berbeda atau
salah oleh siswa. Hal ini karena tingkat pemahaman setiap siswa yang
berbeda-beda atau dilain pihak guru sebagai pusat pembelajaran kurang pandai
dalam menyampaikan informasi atau materi kepada siswa. Jenis-jenis metode
ceramah, terdiri dari metode ceramah bervariasi, metode ceramah campuran dan
metode ceramah asli.
B.
Langkah-Langkah Implementasinya
1.
Persiapan
Persiapan yang dimaksud disini adalah menjelaskan
kepada siswa tentang tujuan pelajaran dan pokok-pokok masalah yang akan dibahas
dalam pelajaran tersebut. Disamping itu, guru memperbanyak bahan appersepsi
untuk membantu mereka memahami pelajaran yang akan disajikan.
Tujuan persiapan ini ialah :
a)
Menjelaskan
kepada peserta didik tentang tujuan pelajaran dan masalah atau pokok-pokok
masalah, apakah yang akan dibahas dalam pelajaran itu
b)
Membangkitkan
bahan appresepsi pada peserta didik untuk membantu peserta didik memahami
pelajaran yang akan disajikan.
2.
Penyajian
Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran dengan
cara bertutur. Agar ceramah berkualitas sebagai metode pembelajaran, maka guru
harus menjaga perhatian siswa agar tetap terarah pada materi pembelajaran yang
sedang disampaikan. Untuk menjaga perhatian ini ada beberapa hal yang dapat
dilakukan antara lain:
a)
menjaga
kontak mata secara terus menerus dengan siswa,
b)
gunakan
bahasa komunikatif dan mudah dicerna siswa,
c)
sajikan
materi pembelajaran secara sistematis, tidak meloncat-loncat, agar mudah
ditangkap oleh siswa,
d)
tanggapilah
respon siswa dengan segera,
e)
jagalah
agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar.
Pada tarap ini disajikan bahan yang berkenan dengan pokok-pokok masalah.
Perbandingan
abstraksi
Pada langkah ini bahan yang disampaikan/disajikan tadi dianalisis
dan dibanding-bandingkan untuk melihat
inter relasi dan menemukan akibat-akibatnya.
3.
Generalisasi
Pada
saat ini unsur yang sama dan yang berlainan dihimpun untuk mendapatkan
kesimpulan-kesimpulan mengenai pokok-pokok masalah ceramah. Ciptakanlah kegiatan yang memungkinkan
siswa tetap mengingat materi pembelajaran. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk
keperluan tersebut adalah:
a)
membimbing siswa untuk menarik kesimpulan atau
merangkum materi pelajaran yang baru saja disampaikan,
b)
merangsang siswa untuk dapat menanggapi atau
memberi semacam ulasan tentang materi pembelajaran yang telah disampaikan,
c)
melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan
siswa menguasai materi pembelajaran yang baru saja disampaikan.
4.
Aplikasi
penggunaan
Pada langkah ini kesimpulan yang diperoleh
digunakan dalam berbagai situasi sehingga nyata makna kesimpulan itu. Namun
perlu diketahui juga bahwa untuk menggunakan metode ceramah secara murni itu
sukar, maka dala pelaksanaannya perlu menaruh perhatian untuk mengkombinasikan
dengan teknik-teknik penyajian lain sehingga proses belajar mengajar yang
dilaksanakan dapat berlangsung dengan intensif. Sekarang
pada langkah yang ke lima ini, dimana kesimpulan atau konslusi yang diperoleh
digunakan dalam berbagai situasi sehingga nyata makna kesimpulan itu.[5]
Penerapan metode ceramah merupakan cara
mengajar yang paling tradisional dan tidak asing lagi dan telah lama dijalankan
dalam sejarah pendidikan. Cara ini kadang membosankan, maka dalam
pelaksanaannya memerlukan ketrampilan tertentu, agar penyajiannya tidak
membosankan dan dapat menarik perhatian siswa. Namun kita masih mengakui bahwa
metode ceramah ini tetap penting dengan tujuan, agar siswa mendapatkan
informasi tentang suatu pokok atau persoalan
Metode ini wajar dan dapat digunakan dalam hal-hal sebagai berikut:
Metode ini wajar dan dapat digunakan dalam hal-hal sebagai berikut:
a)
Bahan pelajaran yang akan disampaikan cukup banyak
sementara waktu yang tersedia sangat terbatas.
b)
Guru seorang pembicara yang baik yang memikat serta
antusias.
c)
Guru akn merangkum pokok penting pelajaran yang telah
dipelajari, sehingga siswa diharapkan bisa memahami dan mengerti secara
menyeluruh.
d)
Guru memperkenalkan pokok pelajaran yang baru
dan menghubungkannya terhadap pelajaran yang telah lalu (Asosiasi).
e)
Jumlah siswa terlalu banyak sehingga bahan pelajaran
sulit disampaikan melalui metode ini.
Metode ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangannya sebagai
berikut:
C.
Kelebihan Metode Ceramah
Kelebihan
yang dapat diperoleh dengan mempergunakan metode ceramah sebagai berikut:
1.
Guru
mudah menguasai kelas.
2.
Mudah
mengorganisasikan.
3.
Dapat
diikuti oleh jumlah siswa yang besar.
4.
Mudah
mempersiapkan dan melaksanakannya.
5.
Guru
mudah menerangkan pelajaran dengan baik.
6.
Suasana
kelas berjalan dengan tenang karena peserta didik melakukan aktifitas yang.
sama, sehingga pendidik dapat mengawasi peserta didik sekaligus.
7.
Tidak
membutuhkan tenaga yang banyak dan waktu yang lama, dengan waktu yang singkat
peserta didik dapat menerima pelajaran sekaligus.
8.
Pelajaran
dapat dilaksanakan cepat, karena dalam waktu yang sedikit dapat diuraikan bahan
yang banyak.
9.
Pleksibel
dalam penggunaan waktu dan bahan, jika bahan banyak sedangkan waktu terbatas
dapat dibicarakan pokok-pokok permasalahan sedangkan bila materi sedikit
sedangkan waktu masih panjang dapat dijelaskan lebih mendetail.[6]
D.
Kekurangan Metode Ceramah
1.
Mudah
menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
2.
Yang
visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) yang besar menerimanya.
3.
Bila
selalu digunakan terlalu lama, membosankan.
4.
Guru
menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya, ini sukar
sekali.
5.
Menyebabkan
siswa menjadi pasif.
6.
Interaksi
cenderung bersifat teacher centered
berpusat pada pendidikan.
7.
Pendidik
kurang dapat mengetahui dengan pasti sejauh mana peserta didik telah menguasai
bahan ceramah.
8.
Pada
peserta didik dapat berbentuk konsep-konsep lain dari apa yang dimaksudkan
pendidik.
9.
Sering
sukar ditangkap maksudnya, bila ceramah berisi istilah-istilah yang tidak atau
kurang dimengerti peserta didik sehingga mengarah kepada verbalisme.
10.
Tidak
memberikan kesempatan pada peserta didik memecahkan masalah, dan berfikir.
Karena peserta didik diarahkan untuk mengikuti pikiran pendidik.
11.
Kurang
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan kecakapan untuk
mengeluarkan pendapat sendiri.
12.
Bilamana
pendidik menyampaikan bahan sebanyak-banyaknya dalam tempo yang terbatas,
menimbulkan kesan pemompaan atau pemaksaan terhadap kemampuan penerimaan
peserta didik.
13.
Cenderung
membosankan dan perhatian peserta didik berkurang karena pendidik kurang
memperhatikan faktor-faktor psikologi peserta didik, sehingga bahan yang
dijelaskan menjadi kabur hati mereka.
Salah satu peran
penting dalam kegiatan belajar mengajar adalah guru atau pendidik. Tugas guru
adalah melihat apakah berbagai pengaruh yang ada disekeliling siswa telah
dipilih dan diatur agar dapat mendorong timbulnya minat belajar dikalangan anak
didik. Untuk bidang studi matematika, guru diminta agar tidak mendominasi kelas
dan pengajaran supaya berpusat kepada anak atau siswa.
Sebenarnya dalam
penggunaan metode ceramah pada proses belajar mengajar adalah metode yang
sangat baik. Seorang guru membatasi dirinya dalam berbicara dengan anak-anak
sesuai dengan daya pengertiannya, jangan diberikan kepadanya sesuatu yang tidak
dapat ditangkap oleh akalnya karena akibatnya ia akan lari dari pelajaran atau
akalnya memberontak terhadapnya, karena ketika guru memberikan pelajaran yang
tidak sesuai dengan materi pelajaran yang diterimanya atau tingkat
kecerdasannya maka akan sangat fatal akibatnya bagi anak bahkan akan menimbulkan
trauma bagi anak. Olehnya itu di dalam menyajikan suatu pelajaran bagi guru
hendaknya sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan dan sesuai dengan
tingkat pola pikir anak didik.
E.
Mengatasi kekurangan / Pengembangan Dalam Pembelajaran PAI
Untuk mengatasi kekurangan tersebut
diusahakan hal-hal sebagai berikut:
1.
Untuk
menghilangkan kesalahpahaman bagi peserta didik terhadap materi yang diberikan,
diberi penjelasan dengan memberikan keterangan-keterangan, dengan gerak-gerik,
dengan memberikan contoh atau dengan memakaikan alat peraga.
2.
Selingilah
metode ceramah dengan metode yang lain untuk menghilangkan kebosanan anak-anak.
3.
Susunlah
ceramah itu secara sistematis.
4.
Dalam
menerangkan pelajaran hendaknya digunakan kata-kata yang sederhana, jelas, dan
mudah dipahami oleh para peserta didik.
5.
Gunakan
alat visualisasi, seperti penggunaan papan tulis atau media lainnya yang
tersedia untuk menjelaskan pokok bahasan yang disampaikan.
6.
Adakan
rekapitulasi dan ulang kembali rumusan-rumusan yang dianggap penting. Yang
dimaksud rekapitulasi disini adalah mengingat kembali dengan contoh-contoh,
keterangan-keterangan, fakta-fakta, dan sebagainya
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ceramah
adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru
kepada peserta didik, ceramah juga sebagai kegiatan memberikan informasi. Metode ceramah merupakan
metode mengajar yang paling banyak digunakan, hal ini mungkin dianggap oleh
guru sebagai metode mengajar yang paling mudah dilaksanakan. Kalau bahan
pelajaran dikuasai dan sudah ditentukan urutan penyamapainnya, guru tinggal
menyajikannya didepan kelas. Siswa-siswa memperhatikan guru berbicara, mencoba
menangkap apa isinya dan membuat catatan. Langkah-langkah implementasi metode ceramah:
a. Langkah Persiapan
b.
Langkah Penyajian
c.
Langkah Generalisasi
d.
Langkah Aplikasi Penggunan
Penerapan metode ceramah merupakan cara mengajar yang
paling tradisional dan tidak asing lagi dan telah lama dijalankan dalam sejarah
pendidikan. Cara ini kadang membosankan, maka dalam pelaksanaannya memerlukan
ketrampilan tertentu, agar penyajiannya tidak membosankan dan dapat menarik
perhatian siswa. Namun kita masih mengakui bahwa metode ceramah ini tetap
penting dengan tujuan, agar siswa mendapatkan informasi tentang suatu
pokok atau persoalan.
DAFTAR PUSTAKA
Ramayulis,
Metodologi Pendidikan Agama Islam,
Jakarta : Kalam Mulia, 2005.
Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2001
Syaiful Sagala, Konsep
dan Makna Pembelajaran, Bandung : ALFABETA, cv. 2010.
Syaiful
Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi
Belajar Mengajar, Jakarta:Rineka Cipta,2010.
Zakiah
Daradjat, dkk, Metodik Khusus Pengajaran
Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995
[1] Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, ( Bandung
: ALFABETA, cv. 2010), cet, ke-8, hlm. 201
[2] Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2005),
cet, ke-4, hlm. 299.
[3] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan
Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka
Cipta,2010), cet, ke-4, hlm. 97
[5]Ramayulis, Op Cit, hlm. 303.
[6]Zakiah Daradjat, dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam,(Jakarta:
Bumi Aksara, 1995), cet, ke-1, hlm. 289
No comments:
Post a Comment